A.
Pembukaan
Drama teks anekdot yang berjudul POCONG ANEKDOT ini beranggota 10 orang sekaligus pemeran pada drama ini ;
1. Narator
2. pocong 1
3. pocong 2
4. Rudi (ketua Ronda)
5. Nurul (istri pak Rudi)
6. Fatimah (anak dari
bapak Rudi dan bu Nurul)
7. Imron (petugas
ronda)
8.
Fauzi (petugas
ronda)
9.
Parto (petugas
ronda)
10.
Su’ud (petugas
ronda)
B.
Drama
(pada suatu malam yang sunyi ada seoarang anak yang
melintas disuatu jalan setelah pulang dari belajar kelompok dengan temannya)
Fatimah :
“Wah, ada apa itu putih putih disana ya.. jangan jangan maling tuh, tapi kok
seperti pocong yah, aneh.
(saat tiba dirumah Fatimah menceritakan kepada ibunya tentang kejadian itu)
Fatimah : “Bu bu, tadi loh ada maling tapi kok pake putih putih kayak pocong gitu bu”
Nurul : “Loh iya ta nak? Dimana? Jangan jangan itu yang
dibicarakan sama para peronda”
Fatimah : “Iya bu, tadi disebelah pohon dekat rumah”
Nurul : “ya udah, kamu tidur aja dulu”
(kemudian, setelah fatimah tertidur. Bu Nurul bercerita kepada pak Rudi tentang kejadian itu dan pak rudi menanggapi hal itu dengan merencanakan rapat para pengurus ronda setempat malam selanjutnya dirumahnya sendiri)
Rudi : “Gimana ini bapak bapak
solusinya diwilayah kita ini sedang ada maling yang berkeliaran, dan sudah sering
mereka beraksi. Kita harus menangkapnya”
Fauzi : “Gimana kalo kita pancing aja
pak maling itu”
Imron : “Benar itu pak, tapi caranya
gimana kita memancingnya”
Parto : “Gimana kalo gini aja pak”
(Setelah rencana telah ditentukan, mereka semua pun setuju dan mulai mempersiapkan rencana itu untuk malam selanjutnya)
(pada malam selanjutnya, Bu nurul
dan Fatimah sedang membicarakan rencana tersebut)
Fatimah : “Bu bu, kira kira rencana kita berhasil ndak ya?”
Nurul : “Ya semoga aja berhasil nak”
Fatimah : “iya bu, Amiin”
Nurul : “udah, kita tidur aja dulu.
Nanti kalo ada rame-rame kita bangun
dan melihatnya”
Fatimah : “iya bu”
(selanjutnya, para peronda pun sedang menjalankan tugasnya untuk memergoki si pocong)
Imron : “Huaaah... Ngantuk banget sih malam ini”
Fauzi : “iya nih... camilan juga gak
ada, mana hawa juga mulai dingin”
Su’ud : “iya, nggak ada yang ngasih camilan
lagi, masa’ kita tugas gini
perut kita keroncongan”
Parto :
“iya, hati juga mulai tak tenang, pikiran mulai melayang dan badan mulai
merinding”
Su’ud : “Wah... jangan-jangan ada sesuatu
nih, biasanya kan tak begini”
(Ditengah-tengah pembicaraan tiba-tiba.... (klontang) dan semuanya pun kaget.)
Imron : “Suara apa tuh?”
Fauzi : ”Pinter lo, ngantuk-ngantuk gitu
ndak tuli ya! Hahaha!” (tertawa)
Su’ud : “bodoh lo, udah tau gitu malah
bercanda, ayoo cepet kita lihat”
Parto : ”kalian berdua jaga disini ya” (menyuruh imron dan
fauzi sambil berjalan sambil meninggalkannya)
Imron : ”Eh, enah aja. Kita juga ikut”
(berlari)
(Setelah dilihat ternyata hanyalah kucing yang mencari makan dikaleng makanan. Setelah itu, imron melihat sesuau dikejauhan.)
Imron : “Eh, tunggu. Putih-putih disana itu apa’an?” (sambil menunjuk)
Su’ud : “wah... jangan-jangan........”
Fauzi : “Po... po.... pocong tuh...”
Parto : “Sssstttt.... diam, bukan
pocong. Ada yang aneh”
Su’ud : “Ah masa’ sih. Udah jelas jelas
pocong gitu loh”
Fauzi : “Iya nih, apa anehnya? Pocong ya
pocong”
Parto : “lihat baik baik, dimana-mana pocong itu meloncat
loncat, itu kok jalan mengendap-endap, kayak maling aja”
Imron : “Belajar jadi maling tuh, ayo
kita ikuti”
Saat ditengah-tengah keheningan malam dan sunyinya malam. Tiba-tiba........(brak)
Imron,
Fauzi, Su’ud : (sambil menahan tawa)
“sssttttt”
Parto : “tuhkan, bukan pocong beneran tuh”
Imron : “iya tuh, masa’ ada pocong bisa
terpleset kayak gitu. Hihihihihi :D”
Su’ud : “sssstttt, liat tuh”
Si pocong 1 : “Aduuuuhhhh, galau aku.. udah niat nyuri, pake acara plesetan
lagi. Untung ndak ada yang tau. Eh, tapi kenapa kita pake kostum pocong yah??
Dimana-mana kalo nyuri kan pake hitam-hitam?.... Ah, biarin lah, berani tampil
beda. Hihih.. kamu si ga nolongin “
Si
pocong 2 : “aku kan gak tau, gelap sih”
Kemudian Si Pocong melihat ada rumah yang terbuka, dan ada sebuah motor di teras. Sedangkan pemiliknya sedang tidur di kursi dekat motornya. Lalu si pocong berniat membawa motor itu.
Si pocong 2 : “Wah, ada motor. Lumayan nih”
Si
pocong 1 : “Ayo ndang diambil.”
Dari kejauhan para petugas ronda pun mulai curiga
Fauzi : “Hei, si pocong mau beraksi”
Su’ud : “iya tuh, ayo berpencar kita
kepung dia”
Parto : “Sip, kalo ada aba-aba kita
serentak menangkapnya, oke?? “
Imron : “Oke”
Berpencarlah para petugas ronda untuk memerggoki si pocong. Tiba-tiba, saat si pocong telah membawa motor itu dari jarak 1 m, terlihatlah rantai yang mengunci ban sepeda dengan kursi si pemilik dan pemilik terjatuh dari kursi.
Rudi : (terjatuh) “Aduuhhhhh.... sakit... itu maling pocong,
maling pocong. Eh, pocong maling, pocong maling motor...!
Parto : “Tangkap!”
Setelah ditangkap oleh para petugas, istri rudi serta anaknya keluar dan suasana pun menjadi ramai.
Nurul : “Ada apa sih kok rame-rame disini?” (keluar sambil menguap)
Fatimah : “iya bu, kayaknya pencuri itu sudah
tertangkap”
Nurul : “Hmm, rasain penderitaanmu dasar
pencuri !“
Fatimah : “iya, jangan diberi ampun tuh”
Setelah itu, Bu Nurul memberikan
sebuah brosur yang bertuliskan :
“SELAMAT,
ANDA TELAH TERJEBAK”
Setelah diceritakan, ternyata
jebakan itu memang sengaja disiapkan dengan sedemikian rupa dengan tujuan agar
pocong si pencuri langganan desa itu tertangkap. Dan pada saat itu juga pencuri
tersebut dilaporkan pada polisi setempat.
C. Pesan
moral
Jangan
berniat buruk karena keburukan akan berakibat keburukan.
[Drama Teks Anekdot] Pocong Anekdot
4/
5
Oleh
ilyunal